Geography
Istilah ini digunakan karena GIS dibangun berdasarkan
pada ‘geografi’ atau ‘spasial’. Object ini mengarah pada spesifikasi lokasi
dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik,
budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta
untuk memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai
dengan kenyataannya di bumi. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili
setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensi.
Manfaat GIS
Tak lengkap rasanya apabila membicarakan SIG tanpa
mengetahui manf’aat yang dapat diperoleh. Dengan SIG kita akan dimudahkan dalam
melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik.SIG mampu mengakomodasi penyimpanan,
pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang
beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik.
Dengan tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan
besar seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat
dan menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data
yang akan menjadi lebih mudah.
Alasan Penggunaan Sistem Informasi Geografis
§ SIG sangat efektif di dalam membantu proses-proses pembentukan
pengebangan, atau perbaikan peta mental (peta mental adalah peta mengenai
gambar lingkungan sekitarnya yang tersimpan didalam pikiran setiap manusia yang
mencerminkan pengetahuan (knowledge),
prasangka (prejudies), dan/atau
anggapan individu yang bersangkutan (sumber yang telah dimiliki oleh
setiap orang yang menggunakannya (selama hidupnya) dan selalu berdampingan
dengan lingkungan fisik dunia nyata yang penuh dengan kesan-kesan visual.
§ SIG dapat digunakan sebagai alat bantu (baik secara tools maupun
bahan tutorial) utama yang interaktif, menarik dan menantang didalam
usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran, dan
pendidikan (mulai dari usia sekolah hingga dewasa) mengenai ide-ide atau konsep-konsep
lokasi, ruang geografis (spasial), kependudukan dan unsur geografis yang
terdapat dipermukaan bumi berikut data-data atribut terkait yang menyertainya.
§ SIG menggunakan baik berupa data spasial maupun atribut secara
terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik baik pertanyaan spasial
(berikut pemodelannya) maupun-non-spasial- memiliki kemampuan analisis spasial
dan non-spasial.
§ SIG dapat memisahkan dengan tegas antara bentuk presentasi
dengan data-datanya (basis data) sehingga memiliki kemampuan-kemampuan untuk
merubah presentasi dalam berbagai bentuk.
§ SIG mempunyai kemampuan-kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur
yang terdapat dipermukaan bumi kedalam bentuk beberapa layer atau coverage data
spasial. Dengan layers ini permukaan bumi dapat “direkontruksi” kembali atau
dimodelkan dalam bentuk nyata dengan mengunakan data ketinggian berikut layers
tematik yang diperlukan.
§ Hampir semua operasi (termasuk analisis-analisisnya) yang
dimiliki oleh perangkat SIG dapat dilakukan secara interaktif dengan bantuan
menu-menu dan Help yang bersifat user
friendly.
§ SIG dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan
untuk melakukan interpretasi secara manual (terutama interpretasi secara visual
dengan menggunakan mata manusia). Dengan demikian, SIG dengan mudah dapat
menghasilkan peta-peta tematik yang merupakan turunan dari peta-peta yang lain
dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.
§ SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat kaitannya
dengan bidang-bidang spasial dan geo-informasi.
Karakteristik SIG
§ Merupakan suatu sistem hasil pengembangan perangkat keras dan
perangkat lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan
dalam satu sistem berbasis komputer.
§ Melibatkan ahli geografi, informatika dan komputer, serta
aplikasi terkait.
§ Masalah dalam pengembangan meliputi: cakupan, kualitas dan
standar data, struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan
etika, pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya
§ Perbedaannya dengan Sistem Informasi lainnya: data dikaitkan
dengan letak geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun grafik
§ Bukan hanya sekedar merupakan pengubahan peta konvensional
(tradisional) ke bentuk peta dijital untuk kemudian disajikan (dicetak /
diperbanyak) kembali
§ Mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan,
memanipulasi, memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis
suatu wilayah.
§ Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian
suatu masalah.
§ Contoh : penyelesaian masalah perubahan iklim memerlukan
informasi dasar seperti curah hujan, suhu, angin, kondisi awan. Data dasar
biasanya dikumpulkan secara berkala dalam jangka yang cukup panjang.
Model Data Hybrid
Langkah awal pada pendekatan ini adalah pemahaman adanya dugaan atau
pendapat bahwa mekanisme penyimpanan data yang optimal untuk informasi lokasi
(data spasial atau koordinat-koordinat) di satu sisi, akan menyebabkan tidak
optimalnya penyimpanan bagi informasi non-spasial di sisi yang lain. Maka
berdasarkan pendapat ini, data kartografis (koordinat-koordinat) dijital
disimpan dalam sekumpulan file dengan sistem operasi direct acsess untuk
meningkatkan kecepatan proses input-output, sementara itu, data atributnya akan
disimpan di dalam format DBMS relasional standar. Dengan demikian perangkat
lunak SIG akan bertugas sebagai pengelola hubungan antara data spasial dan
tabel-tabel atributnya yang berformat DBMS ini selama operasi-operasi
pemrosesan atu analisis data peta berlangsung.
Sementara digunakan beberapa pendekatan yang berbeda dalam mekanisme
penyimpanan data spasialnya, mekanisme yang dipakai untuk meggabungkan data
spasial (layer) dengan tave-tabel atributnya tetap sama, yaitu dengan
mendefenisikan nomor pengenal (ID) sebagai atribut kunci yang unik pada unsur
spasialnya dan kemudian menempatkannya pula di dalan tabel atrubut hingga
memungkinkannya tetap saling terkait dalam usaha membentuk informasi yang utuh.
Model Data Terintegrasi
Pendekatan model data terintegrasi dapat dideskripsikan sebagai pendekatan
sistem pengolahan basis data spasial, dengan SIG yang bertindak sebagai query
processor. Kebanyakan implementasinya hingga sekarang ini adalah bentuk
topologi vektor dengan tabel-tabel rasional yang menyimpan data koordinat-kordinat
unsur-unsur peta (titik, nodes, segmen garis, dan lain sebagainya) bersama
dengan tabel-tabel lain yang berisi data topologi.
Dengan model data SIG yang terintegrasi (spasial-atribut), terdapat
sejumlah karakteristik yang khusus pada data spasial sebagai implikasi dari
penggunaanya.dari sudut pandang basis data, adalah memungkinkan untuk menyimpan
baik data koordinat-koordinat maupun data mengenai topologi yang diperlukan
untuk mengelompokkan elemen-elemen kartografis dijital dengan menggunakan
perancangan yang didasarkan pada bentuk normal Boyce Codd (BCNF).
Model Basis Data Relasional
Model
basis data relasional merupakan model basis data yang banyak digunakan sampai
saat ini. Hal ini karena model basis data relasional memiliki
keunggulan-keunggulan, seperti:
a. Model relasional merupakan model data yang lengkapa secara matematis
b. Model relasional memiliki teori-teori yang solid utuk mendukung:
- Accessibility: bahasa query khusus yang
query nya dapat dikompilasi, dieksekusi, dan dioptimasikan tanpa harus
menggunaka bahasa pemograman.
- Correctness: semantik aljabar
relasionalnya jelas dan lengkap
- Predyctabelity: semantik yang konsisten
memudahkan para penggunanya untuk mengantisipasi atau memperkirakan hasil-hasil
queries yang diberikan.
c. Fleksibelitas tinggi: model relasional secara jelas dapat memisahkan model
fisik dan model logikanya, sehingga dengan adanay decoupling (mengurangi
ketergantungan antara komponen sistem) ini fleksibelitanya dapat ditingkatkan.
d. Integritas: batasan ini sangat berguna di dalam memastikan bahwa perubahan
struktur- struktur data/tabel tidak mengganggu keutuhan relasi-relasi yang
terdapat di dalam basis datanya.
e. Multiple views: model relasional dapat menyajikan secara langsung
(beberapa) view yang berbeda dari (tabel-tabel) basis data yang sama untuk para
pengguna yang berbeda.
f. Concurrency : hampir semua teori megenai pengendalian transaksi simultan
yang telah ada dibuat berdasarkan teori formalisme milik model relasional.